Kemenag Logo

Indragiri Hulu,(Inmas). Raudhatul (Taman) Athfal (Anak-Anak). Raudhatul Athfal setara dengan atau Taman Kanak-Kanak.
Raudathul Athfal atau yang biasa disingkat RA, mungkin pada sebahagian anggota masyarakat tidak merasa asing lagi dengan istilah tersebut.
Raudhatul Athfal yang sering disingkat dengan RA, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan dengan kekhasan agama Islam bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam), di bawah nauangan Kementerian Agama Republik Indonesia, pada Pendidikan Madrasah.
Memberikan pendidikan yang baik untuk pembentukan karakter anak usia dini, salah satunya melalui lembaga pendidikan Raudhatul Athfal.
Belajar di RA memberi manfaat positif untuk si buah hati, yakni memupuk rasa cinta dan kasihnya pada agama sejak kecil. Apabila anak sudah diajari tentang kecintaan kepada agama yang dianutnya, dalam hal ini agama Islam, maka kelak saat besar, anak-anak akan tetap berpegang teguh pada hal-hal yang diajarkan, sehingga dalam perjalanan kehidupannya Insya Allah terhindar dari kenalan remaja, maupun hal-hal negative lainnya.
Belajar di RA juga membantu memberi wawasan kepada anak bahwa hidup ini harus seimbang. Anak tidak cukup hanya belajar agama saja, tapi harus belajar pendidikan umum lainnya. (Pada RA dilaksanakan juga pembelajaran pendidikan umum).Dengan belajar menyeimbangkan pendidikan agama Islam dan pendidikan umum sejak dini, maka kelak anak juga akan berhasil menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya.
Kurikulum pada RA membentuk karakter anak yang menjunjung tinggi moral yang mulia, seperti sifat bertanggung jawab, jujur, ataupun sesuai dengan sifat keteladanan Nabi Muhammad SAW.
Pada kurikulum RA ada enam aspek mendasar yang diterapkan, pertama, aspek perilaku beragama. Anak diajarkan pemahaman tentang aqidah islam, berakhlak karimah, berperilaku sesuai dengan syariat islam, bermuamalah, serta mengenal sejarah dan kebudayaan Islam. Kedua, aspek fisik motorik. Ketiga, aspek kognitif, anak harus diajarkan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari
dengan cara yang fleksibel. Kelima, aspek sosial, emosional, dan Keenam adalah aspek seni. Siswa harus difasilitasi mengeksplorasi diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni, dan hal yang penting adalah para anak didik juga sudah mulai diajari sesuai kemampuan mereka untuk menjadi muslim sejati seperti berdo’a sebelum masuk kelas, hafalan do’a harian, hafalan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, dan lainnya yang terkait dengan agama Islam.
Namun, terkait dengan wabah pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease 2019), kegiatan PBM (Proses Belajar Mengajar) pada lembaga pendidikan mengalami perubahan yang sangat mendasar, dimana PBM dilakukan dengan cara daring atau tanpa tatap muka secara langsung. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Penerapan New Normal (Tatanan Normal Baru), maka Tahun Pelajaran 2020/2021 akan diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19 dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Maka pemerintah memberikan ketentuan maupun persyaratan agar PBM aman dari Covid-19, yaitu melalui Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Covid Disease 2019 (Covid-19)
RA. Assyifa Perkebunan Sungai Lala, sampai dengan hari Sabtu 04 Juli 2020 telah menerima calon peserta didik sebanyak 80 (Delapan Puluh) anak, dan akan melaksanakan kegiatan pembelajarannya sesuai dengan panduan tersebut, ujar Sugianti, S.Pd.I selaku Kepala RA. Assyifa Perkebunan Sungai Lala
Melalui Raudhatul Athfal, kiranya hasil Pendidikan Anak Usia Dini, Insya Allah mampu menciptakan Generasi Cerdas Yang Agamis, tambahnya.(tulang)